My Tidy Room: Kalah Telak
My Tidy Room
Kalah Telak
“Aku tak pernah tahu sampai kapan kepala ini bertahan. Dimana mata tertaruh dan semuanya terlihat jelas. Entah sampai kapan aku menyaksikan kalian…”
--
Hari ini cukup indah untuk melewatkan kisah seorang anak remaja, mulai beranjak dewasa, masuk ke zaman perkuliahan. Sebut aja ya namanya Lolo. 18th, baru setahun mendapat katepe dan kini menjajaki sebuah dunia yang kata orang-orang sangat mengasyikkan apalagi yg dilihatnya dari layar kaca. “Hari ini aku mulai melangkah lagi dengan bangga mengatakan aku MAHASISWA!!!” ujarnya sambil menyibak rambut didepan kaca bening nan mengkilat. “Kita mulai lagi cerita kita untuk… meningkatkan popularitas… Hehehehe.”
Pandangan itu seolah hancur berkeping-keping ketika memasuki ruang kuliahan untuk menghadiri acara penyambutan MAhasiswa BAru. “Apa ini? Aku harus kembali ke masa ini lagi?? Tidaaaaaakkkk!!!” teriaknya dalam hati. Bagaimana ya, sejujurnya penulis juga segan menyebutkan bahwa masa kuliah ini seperti taman kanak-kanak haha. Itu kata Lolo ya. Banyak teriakan disana sini, masih rajin yang namanya ejek-ejekan. Lolo merasa bahwa dia dicampakkan ke pelosok daerah yang baru mengenal kata ‘kuliah’ “Lebih baik aku kembali ke SMA ku dulu.”
……
Sepintas ada bidadari yang baru jatuh dihadapan Lolo. Waktu terasa berhenti. Nafas terasa sesak. Pandangan mulai memutih. “Ini bukan sakaratul maut. Ini…. Cinta…”
“Hai..” kata bidadari itu
“kampret hahahaha aku disapa gadis cantik. Pilih kata pilih kata…. Ummm”
“Um, hai… anu… namanya siapa?” Lolo bertanya
“Aku?”
“Iya kamu!”
“Hai Ze!!!” kata seorang lelaki yang duduk disamping Lolo
Lelaki itu pun mendatangi bidadari yang telah disapa Lolo itu. “Dasar tengik! Ini anak kok udah SKSD-an sama si bidadari” gumam Lolo
“Rif, kamu kenal sama dia?”
“Enggak.”
“Sok Kenal Sok Dekat banget nyapa nyapa aku.” Kata bidadari itu
“Jleb” *efek sound tertikam di perut*
“Langsung ilfeel gua. Bunuh ajaaa bunuh ajaa akuu” Lolo langsung menutup mukanya menahan rasa tengsin abis, perkara kena combo 100 dan kalah telak
Tapi… Dia sungguh menawan. Baik hati. Ya, semua juga pasti pernah kan ngerasain begituan. Gak disangka-sangka….
“Mau kenalan?” kata bidadari itu
“Pede amat nih cewe. Ogah deh. Tapi lumayan lah haha”
“Namaku Lolo. Asli medan.” Tangannya berusaha untuk mendapatkan tangan gadis itu dengan membuka telapak tangannya.
“Maaf bukan muhrim. Namaku Jihan. Tapi sering dipanggil Ze.” Kata Ze seraya tersenyum lebar.
”Asli coy. Aku kalah telak. Pulangkan ajalah aku pada ibuku.”
Mata Lolo tak pernah berpaling sedetik pun menatapnya. Setiap hembusan nafasnya juga dapat dilihat Lolo. Memang seperti yang dikatakan, cinta bisa buat buta, cinta bisa buat hebat, cinta bisa buat…… kalah telak
-Bersambung-
Komentar
Posting Komentar