Aku Hanya Sedang Membodohi Diriku
Teruntuk
pematah hati terbaikku,
Aku hanya
sedang membodohi diriku
Pertemuanku
denganmu bukanlah sesuatu yang sama sama diharapkan
Aku tidak
bertemu kamu di saat yang tepat
Saat itu
hatimu terluka
Dan aku
hanya sedang memandangmu indah dari kejauhan karena sungguh sulit mengembalikan
senyummu
Awalnya aku
curiga, takut, cemas
Pesonamu
menarikku ke duniamu
dan
Pertemuan
itu pun berubah menjadi pertemanan
Pertemanan yang
hangat
Pertemanan yang
rasanya indah sekali meskipun aku ingin sekali mengakhirinya
Tahukah kamu
kenapa?
Karena aku
hanya sedang menyukaimu di saat bersamaan mata kita pertama kali bertemu
Namun, aku
dan kamu sama sekali tidak punya waktu dan ruang, apalagi mesin waktu untuk
mendaratkan aku dan kamu di kondisi dimana hanya ada aku dan kamu
Bahkan kamu
membuka hatimu untuk orang lain, sementara aku hanya sedang membuka hatiku untuk
siapa saja
Tujuannya simpel,
membuatmu cemburu
Hal itu
terjadi terus menerus, berulang-ulang, hingga akhirnya aku berhenti
Kamu berhenti
Aku dan
kamu berhenti pada satu titik dimana aku dan kamu sama sama lelah
Lelah untuk
merasakan sakit
Merasakan sakit
yang mungkin sudah sering ditelan
Trauma
Lelah
Aku hanya
sedang membicarakan tentang aku dan kamu yang sedang patah hati
Bahkan di
setiap pertemuan itu, aku dan kamu sama sama mencari sesuatu jawaban tentang
apa yang ada disana
Sampai
sekarang pun, tak satupun jawaban yang dapat ditemukan
Mungkin aku
dan kamu benar benar lelah
Mencoba. Merasakan.
Sesuatu. Yang berlandaskan cinta
Lagi lagi,
aku hanya sedang menerka apakah aku dan kamu punya masa depan?
Jujur saja,
pertemuan yang indah itu sebenarnya ternoda rasa cemburu
Rasa yang
harusnya tak ada dalam pertemanan ini
Tapi
lagi-lagi, aku hanya sedang membohongi diriku sendiri
Rasa itu
aku pendam, aku kubur jauh dalam dalam
Aku hanya
sedang menghibur diriku sendiri
Karena takut
akan perpisahan yang selalu aku takutkan terjadi
Dan tahukah
kamu
Dengan bodohnya
aku menulis hal hal ini dengan harapan kamu membacanya dan kamu mengerti
Dengan payahnya
diriku ini sampai tak berani menyebut kata “Kita”
Dengan polosnya
aku berharap setidaknya sedikit simpatimu karena tulisan ini
Tapi kamu
tak perlu risau ataupun gundah
Ini hanya
kebodohanku saja
Aku hanya
sedang membodohi diriku sendiri
Komentar
Posting Komentar