No More Karir VS Cinta (yg ada KARIR DAN CINTA)
THE LAST CHAPTER OF MY STORY
Jimmy masih tak sadarkan diri. Warga yg menolongnya pun langsung menelpon ibunda dari Jimmy. “Bu, anak ibu yg bernama Jimmy kecelakaan” “Apa? Dimana Pak, dimana?”, ibunya pun panik. “Tenang bu, kami udah bawak dia ke RS terdekat. Yaitu di Bangkatan.” “Terimakasih ya pak.” Ibunya pun langsung menuju Rumah Sakit itu. Sesampainya di sana, Ibunya langsung mendatangi anaknya yg kecelakaan. Dengan histerisnya ibunda Jimmy menangisi atas kecelakaan yg dialami Jimmy.
Jimmy yg mengalami kecelakaan cukup parah udah tiba di rumah sakit terdekat. Berita ini langsung disebarluaskan sama satu sekolahnya. Semua heboh atas berita kecelakaan Jimmy. Cici yg bersekolah di sekolah yg berbeda pun mendengar berita itu. “Apa? Jimmy kecelakaan?” Dengan tergesa-gesa dan sambil menjatuhkan air mata setetes demi setetes. “Gak mungkin. Gak mungkin.” Cici sebenarnya percaya tidak percaya tentang berita ini. Untuk lebih pastinya, dia pun langsung melihat Jimmy.
Berita pun meluas lagi ke sekolah-sekolah lain. Kali ini sekolah Fani. Otomatis, Fani tau tentang ini. Secara, anggota OSIS. Kata2 yg diucapkan Fani sama dengan yg diucapkan Cici. Ya, lebih kurang begitulah...
Cici pun sampai di RS tempat Jimmy dirawat. “Suster, ruangannya Jimmy dimana?” Cici bertanya pada suster dengan muka yg sembab, penuh air mata. “Hmm,,, Dia di ruangan kamar 401 dek.” Cici pun berlari secepat mungkin untuk melihat keadaan Jimmy. Tanpa menggedor pintu kamar 401, Cici langsung masuk. Ketika sampai di ruangan, dia tercengang sendiri, melihat tempat tidur yg ditutupi selimut. “Aku mungkin udah terlambat. Selamat jalan Jimmy,,,sayang.” Cici un kembali merintihkan air mata, tapi kali ini rintihannya itu sederas air terjun(lho?). Dia tidak bisa menerima kenyataan itu. Tiba-tiba...
“Kamu ngapain disini Ci?” Jimmy mendatangi Cici dengan kursi rodanya. Ternyata, Jimmy belumlah sampai pada tahap yg Cici fikirkan. Cici pun mendekat dan mendekap Jimmy sambil mencurahkan apa yg dipikirkannya saat ini. “Aku pikir kamu udah meninggal.” Cici kembali menangis. Jarang sekali, Cici berperilak feminim seperti ini. Jimmy baru melihatnya beberapa kali. “Aku belum pergi kok. Buktinya aku masih disini.” Kata Jimmy sambil mengelus rambut Cici yg panjang. “Yang bikin aku heran, kamu ngapain peduliin aku. Kamu kan udah sama yg baru.” Jimmy melepas pelukan Cici “Iss, gitu ya. Aku pulang aja deh kalo gitu. Sama aja kayak si Anton.” Cici pergi meninggalkan Jimmy dengan rasa kesal. “Tunggu !!” kata Jimmy sambil memegang tangan Cici untuk menahannya. “Aku pengen kamu nemenin aku disini. Tolong jangan pergi lagi. Tinggallah selamanya disini. Di hatiku.” Kata Jimmy sekalian ngajak balikan lagi. Mendadak banget ya kejadian kayak gini. Cici bingung. Gak tau harus berkata apa. Hati emang gak bisa dibohongi. Cici sebenarnya masih sayang sama Jimmy. “Tapi, kamu masih sibuk dengan kerjaan kamu. Nanti kayak kemaren lagi dimata2in.” Kata Cici. “Aku janji, kalo aku dimata2in aku rela kisah kita terbongkar, sekalian aja satu dunia tau. Kalo kamu gak nyaman, aku bakalan ninggalin pekerjaan itu demi kamu.”
Cici semakin berdegup jantungnya. Mukanya pun jadi merah merona. “Iya. Aku akan tinggal di hati kamu dan jadi pacar kamu.” Jawab Cici malu-malu. “Apa? Aku gak denger nih.” Jimmy mulai mencairkan suasana. “Aku Cinta Kamu Jimmy... Aku Mau Jadi Pacar kamu lagi.” Cici menjawab dengan keras sehingga mengejutkan pasien yg lain. Kedua orang itu pun resmi jadi Pacaran lagi. Jimmy mengatakan, “Yes!!” sambil mengangkat tangannya. “Aww.. Sakit..” “Makanya pelan-pelan dong Jimmy sayang..” “Iya deh Bawel . . . :p”
Akhirnya, Jimmy pun balikkan dengan Cici. “Gue bisa ambil pelajaran dari kisah cinta gue selama ini. PILIH SATU CINTAMU DARI YANG SEKIAN BANYAK. JAGALAH DIA DIHATIMU. JANGAN BIARKAN DIA PERGI. BILA DIA PERGI, KEJARLAH SEBELUM DIA TAK KEMBALI LAGI PADAMU. ” Pelajaran yg sungguh sangat berarti buat Jimmy. Dan itu mengubah semua gaya, cara, dan hidupnya. Karirnya pun semakin jelas dan sukses pada perjalanannya. Jimmy dan Cici pun bahagia bersama hingga saatnya tiba....
...THE END...
Raihlah karirmu dengan menjalankannya. Raihlah cintamu dengan menyentuhnya.
Jimmy masih tak sadarkan diri. Warga yg menolongnya pun langsung menelpon ibunda dari Jimmy. “Bu, anak ibu yg bernama Jimmy kecelakaan” “Apa? Dimana Pak, dimana?”, ibunya pun panik. “Tenang bu, kami udah bawak dia ke RS terdekat. Yaitu di Bangkatan.” “Terimakasih ya pak.” Ibunya pun langsung menuju Rumah Sakit itu. Sesampainya di sana, Ibunya langsung mendatangi anaknya yg kecelakaan. Dengan histerisnya ibunda Jimmy menangisi atas kecelakaan yg dialami Jimmy.
Jimmy yg mengalami kecelakaan cukup parah udah tiba di rumah sakit terdekat. Berita ini langsung disebarluaskan sama satu sekolahnya. Semua heboh atas berita kecelakaan Jimmy. Cici yg bersekolah di sekolah yg berbeda pun mendengar berita itu. “Apa? Jimmy kecelakaan?” Dengan tergesa-gesa dan sambil menjatuhkan air mata setetes demi setetes. “Gak mungkin. Gak mungkin.” Cici sebenarnya percaya tidak percaya tentang berita ini. Untuk lebih pastinya, dia pun langsung melihat Jimmy.
Berita pun meluas lagi ke sekolah-sekolah lain. Kali ini sekolah Fani. Otomatis, Fani tau tentang ini. Secara, anggota OSIS. Kata2 yg diucapkan Fani sama dengan yg diucapkan Cici. Ya, lebih kurang begitulah...
Cici pun sampai di RS tempat Jimmy dirawat. “Suster, ruangannya Jimmy dimana?” Cici bertanya pada suster dengan muka yg sembab, penuh air mata. “Hmm,,, Dia di ruangan kamar 401 dek.” Cici pun berlari secepat mungkin untuk melihat keadaan Jimmy. Tanpa menggedor pintu kamar 401, Cici langsung masuk. Ketika sampai di ruangan, dia tercengang sendiri, melihat tempat tidur yg ditutupi selimut. “Aku mungkin udah terlambat. Selamat jalan Jimmy,,,sayang.” Cici un kembali merintihkan air mata, tapi kali ini rintihannya itu sederas air terjun(lho?). Dia tidak bisa menerima kenyataan itu. Tiba-tiba...
“Kamu ngapain disini Ci?” Jimmy mendatangi Cici dengan kursi rodanya. Ternyata, Jimmy belumlah sampai pada tahap yg Cici fikirkan. Cici pun mendekat dan mendekap Jimmy sambil mencurahkan apa yg dipikirkannya saat ini. “Aku pikir kamu udah meninggal.” Cici kembali menangis. Jarang sekali, Cici berperilak feminim seperti ini. Jimmy baru melihatnya beberapa kali. “Aku belum pergi kok. Buktinya aku masih disini.” Kata Jimmy sambil mengelus rambut Cici yg panjang. “Yang bikin aku heran, kamu ngapain peduliin aku. Kamu kan udah sama yg baru.” Jimmy melepas pelukan Cici “Iss, gitu ya. Aku pulang aja deh kalo gitu. Sama aja kayak si Anton.” Cici pergi meninggalkan Jimmy dengan rasa kesal. “Tunggu !!” kata Jimmy sambil memegang tangan Cici untuk menahannya. “Aku pengen kamu nemenin aku disini. Tolong jangan pergi lagi. Tinggallah selamanya disini. Di hatiku.” Kata Jimmy sekalian ngajak balikan lagi. Mendadak banget ya kejadian kayak gini. Cici bingung. Gak tau harus berkata apa. Hati emang gak bisa dibohongi. Cici sebenarnya masih sayang sama Jimmy. “Tapi, kamu masih sibuk dengan kerjaan kamu. Nanti kayak kemaren lagi dimata2in.” Kata Cici. “Aku janji, kalo aku dimata2in aku rela kisah kita terbongkar, sekalian aja satu dunia tau. Kalo kamu gak nyaman, aku bakalan ninggalin pekerjaan itu demi kamu.”
Cici semakin berdegup jantungnya. Mukanya pun jadi merah merona. “Iya. Aku akan tinggal di hati kamu dan jadi pacar kamu.” Jawab Cici malu-malu. “Apa? Aku gak denger nih.” Jimmy mulai mencairkan suasana. “Aku Cinta Kamu Jimmy... Aku Mau Jadi Pacar kamu lagi.” Cici menjawab dengan keras sehingga mengejutkan pasien yg lain. Kedua orang itu pun resmi jadi Pacaran lagi. Jimmy mengatakan, “Yes!!” sambil mengangkat tangannya. “Aww.. Sakit..” “Makanya pelan-pelan dong Jimmy sayang..” “Iya deh Bawel . . . :p”
Akhirnya, Jimmy pun balikkan dengan Cici. “Gue bisa ambil pelajaran dari kisah cinta gue selama ini. PILIH SATU CINTAMU DARI YANG SEKIAN BANYAK. JAGALAH DIA DIHATIMU. JANGAN BIARKAN DIA PERGI. BILA DIA PERGI, KEJARLAH SEBELUM DIA TAK KEMBALI LAGI PADAMU. ” Pelajaran yg sungguh sangat berarti buat Jimmy. Dan itu mengubah semua gaya, cara, dan hidupnya. Karirnya pun semakin jelas dan sukses pada perjalanannya. Jimmy dan Cici pun bahagia bersama hingga saatnya tiba....
...THE END...
Raihlah karirmu dengan menjalankannya. Raihlah cintamu dengan menyentuhnya.
Komentar
Posting Komentar