Ternyata Karirlah yang Dipilih

NEXT EPISODE

Semenjak pertanyaan besar yg belum terjawab oleh Jimmy, dia mengalami depresi yg sangat besar. Tertekan dari arah mana aja, keluarga, teman, bahkan soal cinta. Antara karir atau cinta tetap masih belum dipilih. Bener2 lah keadaan Jimmy saat ini memang betul2 memprihatinkan.

Dia pun bermimpi, “Siapa kamu?”/ “Aku adalah kamu, Jim.”/ “Ngaur lo ye? Aku ya aku. Bukan lo.”/ “Aku adalah bagian dirimu yg lain.”/ “Ohh......” Terjadi percakapan antara Jimmy dan bagian dari dirinya itu. Dan intinya itu adalah, bayangan dirinya memberikan semangat buat Jimmy yg lagi G.A.L.A.U tingkat dewa. Tapi.....

Byuuurr. “Jimmy!!!!!!!!!” Ibunda tercinta Jimmy membangunkan dengan sangat kerasnya dan sambil menumpahkan air seember penuh. “Ada apa ma?”tanya Jimmy kebingungan. “Udah shalat subuh belum nak?” tanya mama dengan lembut... “Hehehe, belum ma..” jawabnya dengan polosnya. “Cepat Shalat sekarang !!!!!!!” Geram sang ibunda. “Hiiiiii,,,, sama aja kayak cici kalo udah ngambek. Tapi yg ini lebih ngerii... hiiiii...”

Karena hari minggu, Jimmy yg selesai shalat langsung memikirkan apa yg harus dilakukannya. Mulai dari pertanyaan tentang karir atau cinta. Setelah dia pikir-pikir, ternyata yg tepat untuknya sekarang ini adalah karir. Mulai merajut benang2 kusut untuk masa depan yg menantang. Dan dia memilih karir dan mengembangkan keahliannya. Yg pertama itu tentang sastra.
Jimmy mulai menulis. Dalam selembar kertas kosong, dia menggoreskan tinta penanya. Setelah selesai, dia menempelkannya langsung tanpa editing ke majalah dinding sekolah. Banyak kali yg mengkritik tentang tulisannya. Memang gak bisa dipungkiri, seorang penulis, seniman, atau pencipta karya tidak layak menerima kritikan, seharusnya pantas mendapat pujian. Itu membuatnya tidak muncul lagi di mading sekolah.

Jimmy memikirkan untuk menjadi konsultan cinta. Ide itu dapet dari Jono yg lagi G.A.L.A.U dan curhat sama Jimmy. “Jim, gimana kalo lo jadi konsultan cinta. Cocok bro, ilmu lo pun dalam tentang cinta.” “Ah, apa iya? Ntar gue malah gagal sebelum berperang pulak.” “Kan gak ada salahnya jugak untuk mencoba.” “Okelah. Siipp.. Thanks ya Jon” “Yoyoy bro..”

Jimmy mulai menyiapkan apa2 aja yg diperlukan untuk kerjaan barunya ini. Persiapan pun selesai. Konsultan Jimmy pun akhirnya dibuka. Pelanggan pertama, kedua, ketiga. Sulit emang, cuman lama-kelamaan Jimmy terbiasa, dan dapet pengalaman2 baru dari cerita2 pasien. Dan Jimmy pun kembali terkenal, sebagai ‘Konsultan Cinta’. “Gue kerja gini sambil belajar soal cinta. Sekalian beri waktu untuk jomblo. Hahaha.” Pikiran Jimmy mulai jernih lagi.

Hidup Jimmy pun mulai tertata kembali. Dan dia sudah matang untuk perjalanan masa depan. Tantangan pun semakin mantap dijalankannya. Sip dah pokoknya. Big Smile selalu terpancar dalam
setiap langkahnya bagai lengkungnya bentuk pisang.

Pasien yg ke sekian pun berkonsultasi dengan Jimmy. Dengan mudahnya Jimmy menjawab.........

*#[bersambung]#*

The Thirtith Posting

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I Hate This Moment (Part 1)

Apakah Kemajuan Teknologi Berpengaruh pada Remaja dan Masa Depan Bangsa ?